Hati
yang ku jaga semakin merapuh karena cinta yang berasal dari satu pihak. Aku
berjuang untuk meyakinkan bahwa aku mencintai mu, namun apa daya apa bila
memang kau mencintai yang lain. Aku berusaha memahaminya namun aku tidak bisa, karena
cinta yang ku punya untuk mu melebihi cinta ku pada diri ku sendiri. Cinta
memang bisa membuat orang menjadi buta.
Aku sempat buta akal karena cinta.
Untuk menunjukan rasa cinta ku pada mu yang selama ini tak pernah singgah
dihati mu, aku rela mengorbankan tangan ku berdarah. Hanya kareana aku ingin
kau mengerti bahwa seperti ini laah rasa sakit ku ketika aku mencintai mu.
Sakit saat kau bersama yang lain, walau sakit ditangan ku tak seperti sakitnya
perasaan ku. Bahkan sakit yang ku derita karena mencintai mu membuat aku
menjadi manusia yang lemah. Kelemahan ku tak mampu membuat ku untuk berfikir
jernih.
Aku sudah tak seperti dulu, orang
yang selalu tak mempermasalahkan tentang cinta. Disakiti seperti apapun aku tak
pernah memperdulikannya, karena bagi ku luka yang seperti itu akan cepat
sembuh, dengan alasan karena aku hanya ingin bersenang-senang dengan dunia yang
ku miliki. Yang sekarang aku sudah meras lelah dengan semua permainan perasaan
itu. Sampai akhirnya aku menenmukan mu kembali, dengan perasaan lelah itu kau
datang dengan memberikan semua harapan.
Tapi pada akhirnya kau patahkan
harapan ku begitu saja disaat aku sudah mencintai mu, disaat aku merasa rapuh
tanpa mu. Dengan semua harapan yang kau beri dan yang ku nanti, hati ku menjadi
lemah. Semua yang ku lakukan baik dari pengertian dan pengorbanan tak ada
sedikitpun yang singgah dihati mu. kelemahan hati ku membuat aku meneteskan air
mata. Aku sendiri tak percaya mengapa aku bisa seperti ini. Yang dulu tak
pernah sekalipun aku menjatuhkan air mata ku hanya karena urusan perempuan.
Kini secara tak sadar aku meneteskan
air mata ku untuk mu, air mata cinta yang tak pernah tersalurkan keperasaan mu.
bahkan dengan air mata kupun kau tetap tak memperdulikannya. Dari tetesan demi
tetesan bahkan sampai sederas apapun air mata ku, kau tetap saja tak menganggapnya.
Hanya untuk mu air mata ini aku keluarkan, tak adakah secerca harapan yang akan
kau tanamkan .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar