Cerita Cinta dan Kegagalan

Tetesan Air Mata

        Hati yang ku jaga semakin merapuh karena cinta yang berasal dari satu pihak. Aku berjuang untuk meyakinkan bahwa aku mencintai mu, namun apa daya apa bila memang kau mencintai yang lain. Aku berusaha memahaminya namun aku tidak bisa, karena cinta yang ku punya untuk mu melebihi cinta ku pada diri ku sendiri. Cinta memang bisa membuat orang menjadi buta.
          Aku sempat buta akal karena cinta. Untuk menunjukan rasa cinta ku pada mu yang selama ini tak pernah singgah dihati mu, aku rela mengorbankan tangan ku berdarah. Hanya kareana aku ingin kau mengerti bahwa seperti ini laah rasa sakit ku ketika aku mencintai mu. Sakit saat kau bersama yang lain, walau sakit ditangan ku tak seperti sakitnya perasaan ku. Bahkan sakit yang ku derita karena mencintai mu membuat aku menjadi manusia yang lemah. Kelemahan ku tak mampu membuat ku untuk berfikir jernih.
         Aku sudah tak seperti dulu, orang yang selalu tak mempermasalahkan tentang cinta. Disakiti seperti apapun aku tak pernah memperdulikannya, karena bagi ku luka yang seperti itu akan cepat sembuh, dengan alasan karena aku hanya ingin bersenang-senang dengan dunia yang ku miliki. Yang sekarang aku sudah meras lelah dengan semua permainan perasaan itu. Sampai akhirnya aku menenmukan mu kembali, dengan perasaan lelah itu kau datang dengan memberikan semua harapan.
           Tapi pada akhirnya kau patahkan harapan ku begitu saja disaat aku sudah mencintai mu, disaat aku merasa rapuh tanpa mu. Dengan semua harapan yang kau beri dan yang ku nanti, hati ku menjadi lemah. Semua yang ku lakukan baik dari pengertian dan pengorbanan tak ada sedikitpun yang singgah dihati mu. kelemahan hati ku membuat aku meneteskan air mata. Aku sendiri tak percaya mengapa aku bisa seperti ini. Yang dulu tak pernah sekalipun aku menjatuhkan air mata ku hanya karena urusan perempuan.

        Kini secara tak sadar aku meneteskan air mata ku untuk mu, air mata cinta yang tak pernah tersalurkan keperasaan mu. bahkan dengan air mata kupun kau tetap tak memperdulikannya. Dari tetesan demi tetesan bahkan sampai sederas apapun air mata ku, kau tetap saja tak menganggapnya. Hanya untuk mu air mata ini aku keluarkan, tak adakah secerca harapan yang akan kau tanamkan .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Harapan

     19 agustus 2017. Ingatkah engkau pada janji yang telah kita buat pada malam itu .? Dimana malam yang penuh dengan kebahagiaan. Baha...